Sekilas.co – Di tengah maraknya tren mobil modern yang serba digital dan dipenuhi layar sentuh multifungsi, Aletra L8 EV justru memilih jalur berbeda. Mobil listrik keluarga besutan PT Aletra Mobil Nusantara ini tetap mempertahankan kehadiran sejumlah tombol fisik untuk mengoperasikan fitur-fitur utama seperti sistem pendingin udara (AC), pengaturan spion, kontrol audio, hingga perpindahan transmisi.
Keputusan desain tersebut bukan sekadar soal estetika, melainkan hasil riset dan pemahaman mendalam terhadap kebiasaan serta preferensi pengemudi di Indonesia yang masih mengutamakan kemudahan, kepraktisan, dan respons cepat saat berkendara.
“Waktu itu kami sebenarnya punya opsi untuk mengikuti tren global dengan menggunakan layar sentuh penuh seperti kebanyakan merek asal Tiongkok lainnya. Namun setelah mempertimbangkan banyak hal, kami memutuskan tetap mempertahankan tombol fisik,” ujar Marsellinus Christo Antyo, Product Manager Aletra, saat ditemui di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (9/10/2025).
Christo menjelaskan, pengemudi di Indonesia cenderung menyukai sistem kontrol yang bisa diakses secara langsung tanpa proses menunggu.
“Orang Indonesia tuh biasanya masuk mobil langsung pencet AC. Nah, bayangkan kalau layarnya masih loading, bisa-bisa sudah kepanasan duluan di dalam mobil,” candanya.
Menurutnya, tombol fisik juga memiliki keunggulan penting dalam hal keselamatan dan ergonomi. Saat berkendara, pengemudi bisa langsung meraba posisi tombol tanpa perlu mengalihkan pandangan dari jalan, sehingga risiko gangguan konsentrasi dapat diminimalkan.
“Ternyata, setelah kami uji, tombol fisik itu masih sangat dibutuhkan. Apalagi saat mobil sedang berjalan, pengemudi bisa tahu posisi tombol hanya dengan sentuhan. Kalau layar sentuh, kadang kita harus melihat dulu baru menekan, dan itu bisa mengurangi fokus,” tuturnya.
Christo juga menambahkan, tombol fisik masih dianggap lebih aman untuk fungsi-fungsi vital seperti transmisi atau pengaturan spion.
“Saat mengemudi, salah sentuh di layar bisa berisiko. Sementara dengan tombol fisik, pengemudi tahu bentuk dan posisinya secara pasti. Bahkan di beberapa mobil Eropa, meskipun sudah pakai layar sentuh, mereka tetap menambahkan efek getar atau haptic feedback agar terasa seperti menekan tombol sungguhan,” jelasnya.
Meski demikian, Christo menegaskan bahwa langkah ini bukan berarti Aletra menolak kemajuan digitalisasi. Sebaliknya, strategi tersebut merupakan penyesuaian terhadap karakter pengemudi lokal yang masih menginginkan keseimbangan antara teknologi modern dan kemudahan kendali manual.
“Kami mendengarkan banyak masukan dari konsumen. Tombol fisik itu tetap dibutuhkan, terutama untuk hal-hal penting seperti transmisi, audio, AC, dan spion. Jadi ini bukan soal mundur ke masa lalu, tapi justru soal menciptakan pengalaman berkendara yang lebih aman, nyaman, dan intuitif,” pungkasnya.





