Sekilas.co – Dilansir dari Car News China, masa tenggang insentif pajak penuh untuk kendaraan energi baru (NEV) telah memicu peningkatan tajam penjualan di berbagai showroom mobil listrik. Beberapa diler di kota besar seperti Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou mencatat lonjakan pesanan hingga 60 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Ini menjadi salah satu sales rush terbesar dalam beberapa tahun terakhir,” tulis laporan Sina Finance.
Selama ini, pembebasan pajak pembelian kendaraan listrik mencapai 30.000 yuan atau sekitar Rp67 juta. Namun, mulai 2026, pemerintah hanya akan memberikan potongan pajak sebesar 50 persen, dengan batas maksimal 15.000 yuan atau sekitar Rp33 juta.
Perubahan Strategi Industri Otomotif China
Langkah pemerintah China ini menandai transisi penting dalam strategi industri otomotif nasional. Alih-alih terus mengandalkan subsidi besar, Beijing ingin mendorong persaingan berbasis inovasi, efisiensi energi, dan kualitas produk.
Kebijakan baru ini juga memperketat aturan kelayakan insentif. Mobil plug-in hybrid dan range extender kini wajib memiliki jarak tempuh listrik murni minimal 100 kilometer agar memenuhi syarat mendapatkan insentif.
Menurut analis industri, kebijakan ini dimaksudkan untuk menyaring model berteknologi rendah yang selama ini hanya memanfaatkan subsidi tanpa meningkatkan kualitas kendaraan.
Reaksi Pasar dan Langkah Produsen
Untuk meredam kepanikan konsumen, sejumlah produsen besar di China seperti BYD, NIO, XPeng, dan Xiaomi Auto meluncurkan program “jaminan selisih pajak” (tax-difference guarantee). Program ini memastikan pembeli yang melakukan pemesanan sebelum akhir November 2025 tetap akan menerima kompensasi penuh meskipun unit mereka dikirim pada tahun 2026.
Langkah itu dinilai efektif menjaga kepercayaan konsumen, sekaligus mendorong percepatan transaksi di kuartal terakhir 2025.
Gelombang pembelian besar-besaran ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh insentif terhadap industri kendaraan listrik China. Namun di sisi lain, penghapusan insentif penuh juga menjadi ujian bagi para produsen EV untuk membuktikan bahwa mereka bisa bertahan dengan inovasi dan daya saing produk, bukan hanya karena dukungan pajak pemerintah.





