Sekilas.co – Sepeda motor listrik kerap disebut lebih aman saat melintasi genangan atau banjir dibandingkan motor berbahan bakar konvensional. Pada motor bensin, air yang masuk ke ruang mesin berisiko menyebabkan mogok hingga kerusakan serius. Sementara itu, motor listrik tidak memiliki sistem pembakaran, sehingga secara teknis lebih toleran ketika harus melewati jalan tergenang air.
Meski demikian, motor listrik sejatinya tidak dirancang untuk digunakan secara rutin menerobos banjir. Jika terlalu sering terpapar air, terutama dalam kondisi terendam, komponen penting seperti sensor dan bagian dalam dinamo berisiko mengalami kerusakan. Akibatnya, pemilik harus melakukan penggantian komponen yang biayanya relatif mahal.
Abdul, pemilik Dolland Motor Electric, bengkel spesialis motor listrik di Jakarta, mengatakan perawatan setelah motor listrik melibas banjir menjadi kunci agar usia pakai kendaraan tetap panjang. Menurutnya, hal terpenting yang harus dilakukan adalah memastikan seluruh bagian motor benar-benar kering sebelum kembali digunakan.
“Motor listrik setelah melintas banjir sebaiknya jangan langsung dipakai. Pastikan kondisinya benar-benar kering dulu supaya awet,” ujar Abdul kepada Kompas.com, belum lama ini.
Ia menjelaskan, di kalangan komunitas motor listrik masih banyak yang melakukan cara instan, yakni dengan memposisikan motor di standar tengah lalu memutar tuas gas agar dinamo berputar dan air di dalamnya keluar. Namun, menurut Abdul, cara tersebut kurang tepat jika dilihat dari sisi teknis dan keamanan.
“Biasanya di komunitas, motor itu dipasang standar tengah, terus digeber supaya air di dinamo keluar. Tapi secara logika, tidak bisa seperti itu,” kata Abdul.
Memang, ketika tuas gas dibuka, dinamo akan berputar dan sebagian air di dalamnya dapat terdorong keluar sehingga permukaannya terlihat kering. Namun, metode ini dinilai berisiko karena motor tetap dioperasikan dalam kondisi belum sepenuhnya kering, yang berpotensi mempercepat kerusakan komponen kelistrikan.
Abdul menyarankan cara yang lebih aman dan sederhana, yakni dengan menjemur motor listrik setelah terkena banjir. Proses pengeringan alami dinilai jauh lebih efektif untuk memastikan tidak ada sisa air yang tertinggal di dalam komponen vital.
“Kalau misalnya banjir hari ini, besok cuaca panas, jemur saja motornya. Jemur sampai benar-benar kering dan jangan dipakai dulu,” ujarnya.
Menurut Abdul, prinsip perawatan motor listrik yang terkena air sebenarnya sama seperti perangkat elektronik lainnya. Perangkat tidak boleh dinyalakan sebelum benar-benar kering. Jika masih ada sisa air, meskipun hanya sedikit, sebaiknya tunggu hingga seluruh bagian kering secara alami. Setelah itu, motor baru aman digunakan kembali.
Dengan langkah sederhana tersebut, risiko kerusakan dinamo, sensor, dan komponen kelistrikan lainnya dapat diminimalkan, sehingga motor listrik tetap awet meski sempat digunakan di kondisi ekstrem seperti banjir.



